Senin, 02 November 2015

IKATAN KIMIA



TUGAS KELOMPOK
IKATAN KIMIA
Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah Kimia Dasar 1



Oleh:
Kelompok 1
1.      Eka Sariyati                     : 14330004
2.      Miftakhul Zanah             : 14330008
3.      Irdya Meilanisa               : 14330016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2014/2015
KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,yang mana telah melimpahkan karunia kepada hamba Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini adalah salah satu syarat untuk mengikuti kuliah Kimia Dasar1.
            Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan perkuliahan Kimia Dasar1, sehingga mahasiswa dapat menambah wawasan pendidikan yang komprehensif dan  fungsional. Dan diharapkan mahasiswa dapat memeroleh bekal yang lebih mempermudah mempelajari Kimia Dasar1.
            Disini penulis ingin mengucakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini yaitu:
1.      Dra. HRA Mulyani, M.TA.
Dra. Ratini, M. Pd.
Widya Sartika Sulistiani, S.Si, M.Sc
selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar 1.
2.      Orang tua yang selalu memotivasi sehingga penyelesaian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3.      Teman-teman prodi fisika yang saling mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini.
Dengan demikian penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan mutu pengantar pendidikan di indonesia.


Metro,29 September 2014
Penulis

 Kelompok1

DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I(PENDAHULUAN)  
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika Makalah
BAB II(PEMBAHASAN
2.1.            Definisi Ikatan Kimia
2.2.            Struktur Lewis
2.3.            Ikatan Ionik
2.4.            Ikatan Kovalen
2.5.            Ikatan Kovalen Rangkap
2.6.            Kovalen Kovalen Polar
2.7.            Kovalen Kovalen Nonpolar
BAB III. TANGGAPAN
BAB IV.KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sehubangan dengan kontrak pada mata kuliah ikatan kimia oleh dosen pengampuh pada pertemuan ke 4 dengan metode presentase kelompok, mahasiswa harus mampu mempresentasikan hasil makalah, di mana pembuatan makalah ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar berfikir lebih kritis dan lebih luas mengenai materi yang di sampaikan. Oleh sebab itu, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ikatan kimia dari dosen pengampuh di tugaskan untuk membuat makalah sehingga memenuhi kontrak tersebut, dalam pembuatan makalah mahasiswa di haruskan mampu menyelesaikan makalah dengan materi yang telah di tentukan sebaik-baiknya.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Mahasiswa dapat memahami definisi-definisi dari ikatan kimia, struktur lewis, ikatan ionic, ikatan kovalen, ikatan kovalen rangkap, ikatan kovalen polar, dan ikatan kovalen nonpolar.
2.      Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait dengan ikatan kimia
1.3  Sistematika Makalah
Makalah ini dimuat berdasarkan sistematika yaitu :
Ø  Judul
Ø  Kata Pengantar
Ø  Daftar Isi
Ø  BAB 1 Pendahuluan
·         Latar Belakang
·         Tujuan
·         Sitematika Makalah
Ø BAB II Pembahasan
·         Definisi Ikatan Kimia
·         Struktur Lewis
·         Ikatan Ionik
·         Ikatan Kovalen
·         Ikatan Kovalen Rangkap
·         Kovalen Kovalen Polar
·         Kovalen Kovalen Nonpolar
Ø  BAB III Tanggapan
Ø  BAB IV Kesimpulan
Ø  Daftar Rujukan






















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ikatan Kimia
 Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil.
Pembentukan ikatan kimia mungkin terjadi dengan dua cara :
1.      Karena adanya perpindahan satu atau lebih electron dari satu atom ke atom lain sedemikian rupa sehingga terdapat ion positif dan ion negative yang keduanya saling tarik menarik karena muatannya berlawanan, membentuk ikatan ion.
2.      Karena adanya pemakaian bersama pasangan electron diantara atom-atom yang berikatan. Jenis ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen.
Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsure yang paling stabil. Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar, kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh).
Hal ini dikenal dengan konfigurasi oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet .
Gas mulia mempunyai elektron pada kulit terluar dua untuk He dan delapan untuk Ne, Ar, Kr, XE. Dan Rn . 

2He   =  2                                                                ev  =  2
10Ne  =  2 . 8                                                           ev  =  8
18Ar   =  2 . 8 . 8                                                      ev  =  8
36Kr   =  2 . 8 . 18 . 8                                                ev  =  8
54Xe   =  2 . 8 . 18 . 18 . 8                                         ev  =  8
86Rn   =  2 . 8 . 18 . 32 . 18 . 8                                   ev  =  8
Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan agar dapat menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat dicapai dengan melepas, menangkap, atau memasangkan elektron. Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady, 1990) .




Pengecualian Aturan Oktet
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut :
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.(atom B belum oktet) .2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.
Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) =17.
3.      Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5. Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut ini. PCl5 SF6 ClF3 .
 Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet .


2.2  Struktur Lewis
Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinat.
Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N. Lewis, yang menyatakan bahwa atom-atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.
Untuk menyusun struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dengan cara menuliskan simbol titik pada sekeliling atom. Setiap titik mewakili satu elektron yang terdapat pada kulit valensi atom tersebut. Elektron yang terlibat dalam ikatan ini hanya elektron-elektron yang terdapat pada kulit terluar dan jumlah total elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan ini tidak mengalami perubahan (merupakan jumlah total elektron valensi dari atom-atom yang berikatan).
Pada umumnya, jumlah elektron pada kulit valensi sama dengan golongan dari suatu atom. Oleh karena itu, jumlah titik pada simbol Lewis sama dengan golongan dari atom tersebut. Namun untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida yang mempunyai kulit dalam yang tidak terisi penuh, titik Lewis dari unsur-unsur tersebut tidak dapat dituliskan secara sederhana.

CARA MENGGAMBAR STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL YANG TIDAK MENGANDUNG ATOM BERMUATAN
  1. Hitung jumlah semua elektron valensi untuk setiap atom dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron valensi).
  2. Hitung jumlah elektron valensi setiap atom dalam molekul jika atom-atom itu sesuai aturan oktet (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi (kecuali untuk hidrogen, yang cukup dua saja, dan boron dengan enam elektron).
  3. Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai aturan oktet dengan jumlah elektron valensi nyatanya (hasil pada langkah #2 dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama dengan jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron berikatan)
  4. Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat, karena setiap ikatan memiliki dua elektron, jumlah elektron yang digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi ini merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut jumlah ikatan)
  5. Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada langkah #4 di atas: Beberapa aturan berguna untuk diingat adalah ini:
    • Hidrogen dan halogen: berikatan sekali.
    • Golongan oksigen: berikatan dua kali.
    • Golongan nitrogen:  berikatan tiga kali. Begitu pula boron.
    • Golongan karbon: berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang antaratom adalah ikatan tunggal terlebih dahulu, dan kemudian menambahkan beberapa ikatan (jika diperlukan) sampai aturan diatas diikuti.
http://urip.files.wordpress.com/2013/10/struktur-lewis-by-urip-kalteng.jpg
2.3  Ikatan Ionik
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu .


Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain:
1.      Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 °C .
2.      Rapuh, sehingga hancur jika dipukul .
3.      Lelehannya menghantarkan listrik .
4.      Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik . ion Cl–

Contoh lain pembentukan ikatan ion sebagai berikut :

a.      Pembentukan MgCl2

 Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut :

- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron,
sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion .
Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion Cl–.
-Mg Mg2+ (2, 8) + 2 e– (2, 8, 2) →
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)

- Cl (2, 8, 7) + e– →Cl– (2, 8, 8)
(konfigurasi elektron ion Cl– sama dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl– kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus
MgCl2.
Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat digambarkan
sebagai berikut :

b.      Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO

Konfigurasi elektron Mg dan O adalah :
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan
memasangkan 2 elektron.
2.4  Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan electron secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).
Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya, rumus bangun H2 adalah H – H .

Contoh:

Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl

Konfigurasi elektron H dan Cl adalah :
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)

Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan berpasangan dengan 1 atom Cl .
Lambang Lewis ikatan H dengan Cl dalam HCl
Rumus Lewis Rumus bangun Rumus molekul
b . Ikatan antara atom H dan atom O dalam H2O
Konfigurasi elektron H dan O adalah: H : 1 (memerlukan 1 elektron). O : 2, 6 (memerlukan 2 elektron) .
Atom O harus memasangkan 2 elektron, sedangkan atom H hanya memasangkan 1 elektron. Oleh karena itu, 1 atom O berikatan dengan 2 atom H .

2.5  Ikatan Kovalen Rangkap
Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
a). Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
Konfigurasi elektronnya :
1 H = 1
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57bWn2v9uC-M_KA9a_ZMDR7bkUtuhhzdqCvdfzrseAgLJzwzIyMzvXupI95l7U0pBOFeTiTccHKW1BXSBXYBH6A2iBeX14bdEPHhyKTDK92zF29Notjao7Br7blv1QpKN453oNdzxGvVF/s320/h-h.gif
Rumus struktur : H-H
Contoh 2 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
1H : 1
17F : 2.8.7
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWUnuVhT_Y9TLKs7adImkQ1gM8Wwx4EdE5WJQzJB3iEqvn2cpLpgWh6uMm5N-Q7T5haVOPF-H0Fm8pbdlh3VAjy1xYr5jbL6wTueQR692F4J5hwyegoRRUQ_9DlHXGWb6N5d33rp8otNdU/s320/hf.gif
Rumus struktur :H-F
Contoh 3:
NH3
7N : 2.5
1H: 1
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDPdpNdidCWtts7cyY9RclAWz3Yo-KinnCUpt7lAR3B0nzSv3A8NnrA_RSDeTzDys3P-g2RCfZsTxXM_T6MwixeXshdQNYXI1PttPbX9LlrqU1WkIpvKgp56nPNVQQn5ZP1XyUBeld7Tby/s320/NH3.gif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUAxQF3sHKSLHlQE1DaQ7BRZpIpedOYH7qJlOGJ8bcZ-mIM_CyX3oRZ1xcO9p_hI6SXSwO2IfnW3RIfKNRrEiRqV0ADtsrnA0l4zkalzxcVd9lmzBBVEgzCd6KzFgPwBlPIPTEpybPIZaa/s200/struktur+kim+nh3.gif
Rumus struktur
b). Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2 Konfigurasi elektronnya : 8O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8Yd3JVJ3lFNIXwenhkW8WD_-88ccaPqTKH_2UH6s5C9TXWduXWWPeLKgxJ4SHRdKiW0hTWQR_2OvwCY8oRitdCLdeo_miOAqLYLGrSAYt2Cpt771AG95xBhzJwFBmAhxxtrPyCOJHHFNR/s400/O2.gif
Contoh 2:
CO2
6C : 2.4
8O : 2.6
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQjz2sYlK_sqsZkDeY0lUmiGbpt917pgqp4_x2oPl8vZNKwodOdbYd_LkyGzZh3xVK4VlScUr6V9PK5bRAoJNVaRMh2Kz3jCD5T7l2F6zs_8S-4QuPcpzlAiG7ecA6oGS_M1fZfqe3h8wg/s320/co2.gif
c). Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Contoh 1:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul Konfigurasi elektronnya :
7N= 2, 5
Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjApBVW7ZxUOCUAt7KN8RtcPPRAHu6zSxM-GTggg39qUcpheWsA_EnYSHcUJIrWRQq2swxsbQOdZmcxPjCAgDEBZu6Tvoljk3MG5hKwX2EQaLp-BSdUj4AWPwThq0Rqpu_tnkzYdwVJ-eJc/s320/N2.gif
Rumus struktur
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNeenbUAhJQF55CLByIPJiG-YHqpck4JuNas7Gszbglmz9jq4VE4Y3T43oUen2m8mZ_bVwyU2ZrIyThpzB3iidADG0dSH9t2_6bSYc_JRT4bvxyR2HN1r4rOyTVdoBOLYM9yk6C_Tp3qqA/s320/N-N.gif
Rumus kimia : N2
Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Konfigurasi elektronnya :
6C= 2, 4
1H = 1
Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXDCOmNH0xoUMOuBYeJ2eIoQ_f4ZE7Oes_yvUqWBJYYB9LwLaKvHkVx4zWx-eNtPehzQfUF5S0k7IMyk7vRff7tytl-1EDDMfG7tOHJY_6SFkSUd4ztjryQ5rA4MfhR-xw_nkbFIdcGHPi/s320/ASETILEN.gif
Rumus Lewis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikZM4XW_i7OSI5cmBmgLmlWMuB3agQGIX8UbktuPXfZJEkPJkA6pkTqg1CNZVKXaRHiC6Fcq37g_XhzMopmqhUP2eNokWO1L-FeBVyXIcmsQrbUhG_2KzAA8xKw60G04NYo4m8Ur2AODma/s320/c-h+asetilen.gif
Rumus struktur

2.6  Ikatan Kovalen Polar
Molekul Polar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_uywIPhjGRrjiei7vdd5ivm0UwSevAvk4SJPZNmrGOny92tvGePQyEJbk9ynkiKEg_Rp210QCnthcJ99QXf5s54wHrcqsHWi_F7EMITd_4YlU9VzQ5Po7T7mBLq1zKgiBP1dMJJ_wu9Ct/s1600/Selection_039.pngKonsep kepolaran pada H2O didasarkan pada posisi dari muatan parsial positif δ + (delta plus) dan negatif δ − (delta minus). Bentuk molekul v pada H2O akan memberikan dampak signifikan pada sifat kepolaran H2O.

Dengan bentuk seperti ini, maka akan terdapat dua titik muatan, yaitu bagian atas ialah muatan positif sedangkan bagian bawah ialah muatan negatif.

Karena adanya dua kutub muatan ini, maka molekul H2O cenderung bergabung dengan molekul H2O lainnya.Seperti terlihat pada gamabar;
3        https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_sYcht80YkJagtpJDrJICydAgz8JAKrdgOIWC4m_rR1PnnmqqBwtFQ-C645VSIRmW8CbBCYdiVobSJ7XKxqnZV16HGT4gqsge1wftVZOkICrVGTK2XwQy1C35eAdV-EVzPCqGedc1vMtH/s1600/Selection_040.png
Kutub muatan parsial positif dan negatif ini terdapat pada semua molekul yang berikatan kovalen polar. Contoh lainnya aialah pada Ammonia (NH3)  dan HCl yang memiliki diagram tiga dimensi seperti berikut;
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6R2xFJaacIrKuwQuEIZf4q4pShM8Sn6w85C7Gf6ss6VOMsJ5OqH4cSphlmMDw0BUUAMojjkpmUW-psNbx2DBchKyyJHThtxaPL_iRhcSWuVLFOZPz1yjfIbwHs4n4JwgjJF4-sfCkn7qR/s1600/Selection_041.png
NH3

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_tKyvN_3SgfIH5u49ddnha5jG8LS0OKOBsqsxjdmbwOIHmd_lX7YHCiQ8ejPQO0azzRBbZdN2U2WPcor9DSMF4K2PouGHgbWigAWdtGdG_hDf7ucUy6q0cVe3fS-AHezkIP6U5jWb5L-D/s1600/Selection_042.png
HCl



3.2  Ikatan Kovalen Non Polar
Molekul Non Polar 
Perhatikan bahwa pada setiap diagram tiga dimensi molekul-molekul di atas, terdapat dua ujung yang berbeda muatan parsialnya. Kemudian bandingkan dengan senyawa CO2 yang merupakan senyawa non polar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzQVHpDMIR758XC2dhOHztiQm6NfURSTEnMIurT15gmPie1SCDRUIfL3ywAFR2BtvfLAq_TAv4wVjzzC-0-gQZi639bzHYy4qkL0FiiIp37-7YRL5mD-brDqkhVOMU7_u0Agv621Nd7kP0/s1600/Selection_043.png
bentuk tiga dimensi CO2





Pada bagian ujung dari molekul CO2 hanya terdapat mulatan parsial negatif, hal ini membuat tidak mungkin terjadi ikatan antar molekul CO2 yang kemudian berakibat CO2 memiliki sifat Non polar.

Kejadian ini dapat teramati pula pada molekul Karbon Tetra Fluorida CF4 yang membentuk struktur 3 dimensi seperti berikut ini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-6WH8O7TdV-G_UXVTfFzcwMurTF2Nt6kW55BnOF1z5l57FuSj8iHeSVYlG-jpdYUfOByDVN4VvKcVhpHq9uh68VCvX4Kaikg1EG1OL_F8b3Sd7VvEBoS3R3fStzAn_2F9imbTLmPg4Km5/s1600/Selection_044.png
Bentuk 3 dimensi CF4

















BAB III
TANGGAPAN


BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa menjadi stabil. Terjadi melalui ikatan ion,iktan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen,logam,dan sebagainya. Susunan elektron stabil  mengikuti kaidah oktet dan duplet. Ikatan Ion adalah ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik – menarik antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion). Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron oleh dua arom yang berikatan. Ikatan koordinasi adalah ikatan kovalen dimana elektron-elektron dalam pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi antara atom-atom logam.



DAFTAR PUSTAKA