TUGAS KELOMPOK
IKATAN KIMIA
Salah Satu Syarat
Untuk Mengikuti Mata Kuliah Kimia
Dasar 1

Oleh:
Kelompok 1
1.
Eka
Sariyati : 14330004
2.
Miftakhul Zanah : 14330008
3.
Irdya
Meilanisa : 14330016
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah
SWT,yang mana telah melimpahkan karunia kepada hamba Nya sehingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini adalah salah satu syarat untuk
mengikuti kuliah Kimia Dasar1.
Makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan perkuliahan
Kimia Dasar1, sehingga mahasiswa dapat menambah wawasan pendidikan yang
komprehensif dan fungsional. Dan
diharapkan mahasiswa dapat memeroleh bekal yang lebih mempermudah mempelajari
Kimia Dasar1.
Disini penulis ingin mengucakan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini yaitu:
1. Dra. HRA Mulyani, M.TA.
Dra. Ratini, M. Pd.
Widya Sartika
Sulistiani, S.Si, M.Sc
selaku
dosen mata kuliah Kimia Dasar 1.
2. Orang
tua yang selalu memotivasi sehingga penyelesaian makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Teman-teman
prodi fisika yang saling mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini.
Dengan
demikian penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan mutu pengantar
pendidikan di indonesia.
Metro,29 September 2014
Penulis
Kelompok1
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I(PENDAHULUAN)
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika Makalah
BAB II(PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Ikatan Kimia
2.2.
Struktur Lewis
2.3.
Ikatan Ionik
2.4.
Ikatan Kovalen
2.5.
Ikatan Kovalen Rangkap
2.6.
Kovalen Kovalen Polar
2.7.
Kovalen Kovalen
Nonpolar
BAB III. TANGGAPAN
BAB IV.KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sehubangan dengan kontrak pada mata kuliah ikatan
kimia oleh dosen pengampuh pada pertemuan ke 4 dengan metode presentase
kelompok, mahasiswa harus mampu mempresentasikan hasil makalah, di mana
pembuatan makalah ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar berfikir lebih
kritis dan lebih luas mengenai materi yang di sampaikan. Oleh sebab itu,
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ikatan kimia dari dosen pengampuh di
tugaskan untuk membuat makalah sehingga memenuhi kontrak tersebut, dalam
pembuatan makalah mahasiswa di haruskan mampu menyelesaikan makalah dengan
materi yang telah di tentukan sebaik-baiknya.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
dapat memahami definisi-definisi dari ikatan kimia, struktur lewis, ikatan
ionic, ikatan kovalen, ikatan kovalen rangkap, ikatan kovalen polar, dan ikatan
kovalen nonpolar.
2. Mahasiswa
mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait dengan ikatan kimia
1.3
Sistematika
Makalah
Makalah
ini dimuat berdasarkan sistematika yaitu :
Ø Judul
Ø Kata
Pengantar
Ø Daftar
Isi
Ø BAB
1 Pendahuluan
·
Latar Belakang
·
Tujuan
·
Sitematika Makalah
Ø BAB
II Pembahasan
·
Definisi Ikatan Kimia
·
Struktur Lewis
·
Ikatan Ionik
·
Ikatan Kovalen
·
Ikatan Kovalen Rangkap
·
Kovalen Kovalen Polar
·
Kovalen Kovalen
Nonpolar
Ø BAB
III Tanggapan
Ø BAB
IV Kesimpulan
Ø Daftar
Rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Ikatan Kimia
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi
dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi.
Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan
yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur
cenderung membentuk struktur elektron stabil.
Pembentukan
ikatan kimia mungkin terjadi dengan dua cara :
1. Karena
adanya perpindahan satu atau lebih electron dari satu atom ke atom lain
sedemikian rupa sehingga terdapat ion positif dan ion negative yang keduanya
saling tarik menarik karena muatannya berlawanan, membentuk ikatan ion.
2. Karena
adanya pemakaian bersama pasangan electron diantara atom-atom yang berikatan.
Jenis ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen.
Konfigurasi Elektron Gas
Mulia
Dibandingkan dengan
unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsure yang paling stabil.
Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah 8 elektron di
kulit terluar, kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh).
Hal ini dikenal dengan konfigurasi oktet,
kecuali helium dengan konfigurasi duplet .
Gas mulia mempunyai elektron pada
kulit terluar dua untuk He dan delapan untuk Ne, Ar, Kr, XE. Dan Rn .
2He =
2
ev
= 2
10Ne = 2 .
8
ev = 8
18Ar = 2 . 8 .
8
ev
= 8
36Kr = 2 . 8 . 18 .
8
ev = 8
54Xe = 2 . 8 . 18 .
18 .
8
ev
= 8
86Rn = 2 . 8 . 18 .
32 . 18 .
8
ev = 8
Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi
oktet dengan membentuk ikatan agar dapat menyamakan konfigurasi elektronnya
dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat. Kecenderungan ini disebut aturan oktet.
Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat dicapai dengan melepas,
menangkap, atau memasangkan elektron. Dalam mempelajari materi ikatan kimia
ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai
elektron valensinya. Elektron dalam lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik
atau silang kecil (James E. Brady, 1990) .
Pengecualian Aturan Oktet
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam
tiga kelompok sebagai berikut :
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron
valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah
semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya
adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.(atom B belum oktet) .2. Senyawa dengan jumlah
elektron valensi ganjil.
Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron
valensi (5 + 6 + 6) =17.
3.
Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau
lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat,
kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6,
ClF3, IF7, dan SbCl5. Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut
ini. PCl5 SF6 ClF3 .
Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia
senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi,
misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya
lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5
elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan
+3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan
oktet .
2.2
Struktur
Lewis
Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk
menggambarkan ikatan
kovalen dan ikatan kovalen koordinat.
Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N. Lewis, yang menyatakan bahwa atom-atom bergabung untuk mencapai konfigurasi
elektron yang lebih
stabil.
Untuk menyusun struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dengan
cara menuliskan simbol titik pada sekeliling atom. Setiap titik mewakili satu elektron yang terdapat pada kulit valensi atom
tersebut. Elektron yang terlibat dalam ikatan ini hanya elektron-elektron yang
terdapat pada kulit terluar dan jumlah total elektron yang terlibat dalam
pembentukan ikatan ini tidak mengalami perubahan (merupakan jumlah total
elektron valensi dari atom-atom yang berikatan).
Pada umumnya, jumlah elektron pada kulit valensi sama dengan golongan dari
suatu atom. Oleh karena itu, jumlah titik pada simbol Lewis sama dengan
golongan dari atom tersebut. Namun untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida yang mempunyai kulit dalam yang tidak
terisi penuh, titik Lewis dari unsur-unsur tersebut tidak dapat dituliskan
secara sederhana.
CARA MENGGAMBAR STRUKTUR LEWIS UNTUK MOLEKUL YANG TIDAK
MENGANDUNG ATOM BERMUATAN
- Hitung jumlah semua elektron valensi untuk setiap atom dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron valensi).
- Hitung jumlah elektron valensi setiap atom dalam molekul jika atom-atom itu sesuai aturan oktet (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi (kecuali untuk hidrogen, yang cukup dua saja, dan boron dengan enam elektron).
- Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai aturan oktet dengan jumlah elektron valensi nyatanya (hasil pada langkah #2 dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama dengan jumlah elektron yang digunakan berikatan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut total elektron berikatan)
- Bagilah jumlah elektron berikatan dengan angka dua: Ingat, karena setiap ikatan memiliki dua elektron, jumlah elektron yang digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi ini merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini disebut jumlah ikatan)
- Gambarkan susunan atom untuk molekul dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada langkah #4 di atas: Beberapa aturan berguna untuk diingat adalah ini:
- Hidrogen dan halogen: berikatan sekali.
- Golongan oksigen: berikatan dua kali.
- Golongan nitrogen: berikatan tiga kali. Begitu pula boron.
- Golongan karbon: berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang antaratom
adalah ikatan tunggal terlebih dahulu, dan kemudian menambahkan beberapa ikatan
(jika diperlukan) sampai aturan diatas diikuti.

2.3
Ikatan
Ionik
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan
elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion
terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang
menangkap elektron (bukan logam). Atom
logam, setelah melepaskan elektron
berubah menjadi ion positif.
Sedangkan atom bukan logam,
setelah menerima elektron berubah
menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang
berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Ikatan
ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion
berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu .
1. Merupakan zat padat
dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl
meleleh pada 801 °C .
2. Rapuh, sehingga hancur
jika dipukul .
3. Lelehannya menghantarkan
listrik .
4. Larutannya dalam air
dapat menghantarkan listrik . ion Cl–
Contoh lain pembentukan ikatan ion sebagai berikut :
a.
Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron
sebagai berikut :
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron,
sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion
.
Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion Cl–.
-Mg Mg2+ (2, 8) + 2 e– (2,
8, 2) →
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e– →Cl– (2, 8, 8)
(konfigurasi elektron ion Cl– sama dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl– kemudian bergabung membentuk senyawa dengan
rumus
MgCl2.
Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat
digambarkan
sebagai berikut :
b.
Ikatan antara atom 12Mg
dan 8O dalam MgO
Konfigurasi elektron Mg dan O adalah :
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan
memasangkan 2 elektron.
2.4
Ikatan
Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi
akibat pemakaian pasangan electron secara bersama-sama oleh dua atom (James E.
Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (sesama atom bukan logam).
Cara atom-atom saling
mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur.
Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan
elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya, rumus bangun H2 adalah H – H .
Contoh:
Ikatan antara atom H dan
atom Cl dalam HCl
Konfigurasi elektron H dan
Cl adalah :
H : 1 (memerlukan 1
elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1
elektron)
Masing-masing atom H dan Cl
memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan berpasangan dengan 1 atom Cl .
Lambang Lewis ikatan H
dengan Cl dalam HCl
Rumus Lewis Rumus bangun
Rumus molekul
b . Ikatan antara atom H
dan atom O dalam H2O
Konfigurasi elektron H dan
O adalah: H : 1 (memerlukan 1 elektron). O : 2, 6 (memerlukan 2 elektron) .
Atom O harus memasangkan 2
elektron, sedangkan atom H hanya memasangkan 1 elektron. Oleh karena itu, 1
atom O berikatan dengan 2 atom H .
2.5
Ikatan
Kovalen Rangkap
Pembentukan
ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus
sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron
(kecuali He berjumlah 2 elektron).
a). Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
Konfigurasi elektronnya :
1 H = 1

Rumus struktur : H-H
Contoh 2 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
1H : 1
17F : 2.8.7
a). Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
Konfigurasi elektronnya :
1 H = 1

Rumus struktur : H-H
Contoh 2 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
1H : 1
17F : 2.8.7
Rumus
struktur :H-F
b).
Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2 Konfigurasi elektronnya : 8O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2 Konfigurasi elektronnya : 8O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.

Contoh
2:
CO2
CO2
6C
: 2.4
8O : 2.6
8O : 2.6
c).
Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Contoh 1:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul Konfigurasi elektronnya :
7N= 2, 5
Contoh 1:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul Konfigurasi elektronnya :
7N= 2, 5
Atom
N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang
stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
Rumus
struktur
Rumus
kimia : N2
Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Konfigurasi elektronnya :
6C= 2, 4
1H = 1
Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.
Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Konfigurasi elektronnya :
6C= 2, 4
1H = 1
Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.
2.6
Ikatan
Kovalen Polar
Molekul Polar

Dengan bentuk seperti ini, maka akan terdapat dua titik muatan, yaitu bagian atas ialah muatan positif sedangkan bagian bawah ialah muatan negatif.
Karena adanya dua kutub muatan ini, maka molekul H2O cenderung bergabung dengan molekul H2O lainnya.Seperti terlihat pada gamabar;
Kutub muatan parsial positif dan
negatif ini terdapat pada semua molekul yang berikatan kovalen polar.
Contoh lainnya aialah pada Ammonia (NH3) dan HCl yang memiliki diagram
tiga dimensi seperti berikut;
NH3
|
HCl
|
3.2
Ikatan
Kovalen Non Polar
Molekul Non Polar
Perhatikan bahwa pada setiap diagram
tiga dimensi molekul-molekul di atas, terdapat dua ujung yang berbeda muatan
parsialnya. Kemudian bandingkan dengan senyawa CO2 yang merupakan senyawa
non polar.
Pada bagian ujung dari molekul CO2 hanya terdapat mulatan parsial negatif, hal ini membuat tidak mungkin terjadi ikatan antar molekul CO2 yang kemudian berakibat CO2 memiliki sifat Non polar.
Kejadian ini dapat teramati pula pada molekul Karbon Tetra Fluorida CF4 yang membentuk struktur 3 dimensi seperti berikut ini:
BAB III
TANGGAPAN
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Ikatan Kimia adalah
ikatan yang terjadi dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau
molekul yang menyebabkan suatu senyawa menjadi stabil. Terjadi melalui ikatan ion,iktan
kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen,logam,dan sebagainya. Susunan elektron stabil mengikuti kaidah oktet dan duplet. Ikatan Ion
adalah ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik – menarik antara ion positif
(kation) dengan ion negatif (anion). Ikatan kovalen adalah ikatan
yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron oleh dua arom yang berikatan.
Ikatan koordinasi adalah ikatan kovalen dimana elektron-elektron dalam pasangan
elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan.
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
elektron-elektron valensi antara atom-atom logam.
DAFTAR PUSTAKA